Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Laman

Minggu, 23 Mei 2010

Kasus Infeksi Saluran Kemih

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh dan berkembangbiaknya kuman didalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna. Pada masa neonatus sampai umur 3 bulan, ISK lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki. Pada usia 3 bulan sampai 1 tahun insidens pada laki-laki sama dengan perempuan, sedangkan pada usia sekolah penderita perempuan banding laki-laki adalah 3-4 : 1.

2. Etiologi
E. Coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain adalah klebsiela, interobakter, pseudomonas, steptococcus, dan staphiloccocus.

3. Patogenesis
ISK terjadi melalui cara :
1. Hematogen : biasa terjadi pada bayi sebagai akibat sepsis
2. Perkontinuitatum : pada anak besar dari perineum menjalar secara asedens ke kandung kemih, pemasangan kateter kandung kemih, statis urin karena obstipasi, tumor, kandung kemih neurogenik, dll.

4. Manisfestasi klinik
ISK dapat simtomatik maupun asimtomatik. Pada bayi baru lahir gejala dapat berupa demam, malas minum, ikterus, hambatan pertumbuhan, atau tanda-tanda sepsis. Pada masa bayi gejala sering berupa panas yang tidak jelas penyebabnya, nafsu makan kurang, gangguan pertumbuhan, kadang-kadang diare atua kencing sangat berbau. Pada usia sekolah gejala spesifik makin nyata berupa mengompol, sering kencing, sakit waktu kencing, atau sakit pinggang,
Demam dan sakit pinggang merupakan gejala ISK bagian atas, sedangkan gejala ISK bagian bawah biasanya lebih ringan, umumnya berupa diurea, polakisurea atau kencing mengedan, tanpa demam. Pada infeksi kronis atau berulang dapat terjadi tanda-tanda gagal ginjal menahun atau hipertensi serta gangguan pertumbuhan.

5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya jumlah bakteri yang bermakna dalam urin yang seharusnya steril dengan atau tanpa disertai piuria.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata laksana terapi infeksi saluran kemih pada anak?
2. Bagaimana cara penggunaan obat infeksi saluran kemih pada anak?
3. Bagaimana cara monitoring terapi infeksi saluran kemih pada anak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata laksana terapi infeksi saluran kemih pada anak
2. Untuk mengetahui penggunaan obat infeksi saluran kemih pada anak
3. Untuk mengetahui monitoring terapi infeksi saluran kemih pada anak


BAB II
URAIAN KASUS

Riwayat penyakit
Seorang anak laki – laki berusia 2 tahun dibawa ke RS dengan keluhan muntah dan nyeri perut. Ibunya mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu di terapi dengan Ampisillin karena menderita ISK, tetapi pada saat itu tidak diinvestigasi lebih lanjut. Urin sampel menunjukkan adanya lebih dari 50 sel darah putih/mm3 dan dengan mikroskop terlihat bakteri.

Diagnosa : Infeksi saluran kemih

Pertanyaan :
1. Bagaimana tatalaksana terapi kasus ini?
2. Informasi apa yang perlu diberikan mengenai penggunaan obatnya?
3. Bagaimana monitoring terhadap keberhasilan terapi?



BAB III
PENYELESAIAN KASUS

A. Subyektif
Seorang anak laki – laki berusia 2 tahun dibawa ke RS dengan keluhan muntah dan nyeri perut. Ibunya mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu di terapi dengan Ampisillin karena menderita ISK, tetapi pada saat itu tidak diinvestigasi lebih lanjut.

B. Obyektif
Pada hasil pemeriksaan urin sampel menunjukkan adanya lebih dari 50 sel darah putih/mm3 dan dengan mikroskop terlihat bakteri.
Diagnosa : Infeksi Saluran Kemih

C. Assessment
1. Pasien mengeluh muntah →beri obat anti emetik
2. Pasien diterapi dengan ampisillin→masih ditemukannya bakteri pada sampel urin→penggantian obat antibiotik golongan lain

D. Plan
1. Untuk pengobatan simptomatik
Pasien mengeluh muntah dan nyeri perut, maka pengobatan simptomatiknya menggunakan metokloperamid dalam bentuk i.v
Metochloperamid HCL
Indikasi : Gangguan gastrointestinal, mual dan muntah, anoreksia, kembung, ulkus peptikum, dispepsia, epigastralgia, gastroduodenis, dispepsia, endoskopi, dan intubasi
Dosis : < 6 tahun 0,1 mg/kg BB/hari secara iv
2. Untuk pengobatan infeksi saluran kemih
Menggunakan kotrimoksasol. Diberikan obat ini karena pada pengobatan sebelumnya (menggunakan ampisillin) masih ditemukan adanya bakteri pada sampel urin.
Indikasi : ISK, Infeksi saluran nafas, kulit, saluran kemih kelamin, ginjal, GIT, septikemia
Dosis : sirup 5 ml 2X sehari

Informasi penggunaan obat
1. Pada pemakaian kotrimoksasol harus diminum sampai habis.
2. Dalam konsumsi obat perlu bantuan keluarga.
3. Obat kotrimoksasol diberikan sesudah makan.
4. Obat metoklorpramid diberikan ½ jam sebelum makan.

E. Monitoring terapi
1. Pantau muntah
2. Pantau nyeri perut
3. Pantau penggunan obat
4. Pantau hasil laboratorium
5. Pantau jumlah bakteri dalam urin
6. Pantau efek samping obat
7. Pantau kadar obat dalam darah

F. Komunikasi Informasi Edukasi
1. Edukasikan pada pasien untuk banyak mengkonsunsumsi air putih
2. Jangan membiasakan menahan kencing
3. Menjaga kebersihan daerah kelamin
4. Menjaga kebersihan lingkungan, misal air bersih



BAB IV
KESIMPULAN

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa ISK adalah keadaan bertumbuh dan berkembangbiaknya kuman didalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna.
1. Tata laksana terapi
a. Untuk muntah dan nyeri perut diberikan metokloperamid iv
b. Untuk ISK diberikan antibiotik yaitu kotrimoksasol sirup
2. Penggunaan obat
a. Metokloperamid digunakan secara iv
b. Kotrimoksasol digunakan 2x sehari
3. Monitoring terapi
a. Pantau muntah
b. Pantau nyeri perut
c. Pantau penggunan obat
d. Pantau hasil laboratorium
e. Pantau jumlah bakteri dalam urin
f. Pantau efek samping obat
g. Pantau kadar obat dalam darah
4. KIE
a. Edukasikan pada pasien untuk banyak mengkonsunsumsi air putih
b. Jangan membiasakan menahan kencing
c. Menjaga kebersihan daerah kelamin
d. Menjaga kebersihan lingkungan, misal air bersih



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid II Jakarta : FKUI
Anonim.2007. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Jakarta : FKUI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar